Peringatan Harganas 2021, Upaya Penurunan Angka Stunting di Kulon Progo

  • 30 Juni 2021 00:00:00
  • 519 views

WATES - Bertepatan dengan Hari Keluarga Berencana Nasional (Harganas) pada Selasa (29/06/3021), Bupati Kulon Progo Drs.H.Sutedjo didampingi Ketua TP-PKK Dra. Sri Wahyu Widhati, Kepala Dinas PMD Dalduk & KB dan jajaran mengikuti peringatan Virtual Harganas tingkat DIY Ke-28 Tahun 2021 melalui video konferensi di Command room Diskominfo Kulon Progo. Turut hadir Ketua TP-PKK DIY serta para Bupati/Walikota se-DIY pada kesempatan tersebut.

Dalam sambutanya Gubernur DIY yang di wakilkan Wakil Gubernur DIY KGPAA Paku Alam X mengatakan Peringatan Hari Keluarga Nasional merupakan momentum penting dan strategis, untuk membuka nurani keluarga dan masyarakat agar lebih memberikan perhatian terhadap peran dan fungsi masing-masing anggota keluarga, sehingga rasa kebersamaan antara keluarga dan sesama warga masyarakat melalui peran nyata dalam berbagai aktifitas, dalam rangka membangun keluarga bebas stunting demi kejayaan Indonesia yang kita cintai.
“Baik sebagai ayah, ibu ataupun sebagai anak dalam suasana komunikasi dan interaksi yang harmonis, sehingga akan memberikan ketahanan keluarga yang lebih baik,” ujarnya

Keluarga menjadi ruang edukasi sekaligus pengawasan dalam menjalankan program pencegahan, mulai dari pola hidup sehat dan pemberian asupan makanan yang dibutuhkan. Selain keluarga, program pencegahan stunting perlu dikolaborasikan dengan semua pihak terkait. Seperti, sekolah untuk edukasi pencegahan di kalangan remaja ataupun penyuluhan gizi di masyarakat.

KGPAA Paku Alam X megajak masyarakat DIY agar senantiasa medukung Rencana Aksi Daerah Pencegahan Dan Penanganan Stunting DIY Tahun 2020–2024, sesuai Peraturan Gubernur DIY Nomor 92 Tahun 2020.

Sementara itu, dalam laporannya Drs.H.Sutedjo Bupati Kulon Progo terkait kasus stunting kebijakan dan strategi pencegahan stunting di Kulon Progo dilakukan melalui intervensi gizi spesifik yang dilakukan oleh sektor Kesehatan, Sedangkan intervensi gizi sensitif dilakukan oleh beberapa sektor terkait di OPD diluar Kesehatan seperti Dinas pertanian dan perikanan terkait dengan pemenuhan ketersediaan pangan, Dinas Pekerjaan umum terkait dengan sarana air dan lingkungan yang bersih, Dinas sosial terkait dengan kemiskinan dll, termasuk dari BKKBN untuk pola asuh 1000 Hari pertama Kehidupan (HPK).

“Untuk kegiatan sosialisasi informasi dan edukasi tentang pengasuhan 1000 HPK diberikan di setiap kesempatan baik di posyandu, kampung KB maupun pada masyarakat umum di seluruh Kulon Progo,” ujarnya.

Lebih lanjut, pada penurunan balita stunting sudah masuk di dalam indikator target di Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan capaian penurunan balita stunting sudah mencapai target dari RPJMD yang sudah ditetapkan. Rencana aksi daerah penanggulangan stunting sudah dibuat dan diterbitkan Peraturan Bupati dengan Perbup Nomor 6 Tahun 2020 tentang perubahan Perbup Nomor 37 Tahun 2018 tentang Penanganan Stanting.

Dalam hal implementasikan pelaksanaan Program di Kampung Keluarga Berkualiatas (KB) di Kulon Progo Sutedjo menyebut hingga tahun 2020, di Kabupaten Kulon Progo telah terbentuk 26 Kampung KB (10 Kampung KB di antaranya di desa stunting). Selain itu guna kelancaran pelaksanaan program dan kegiatan Kampung KB, di setiap Kampung KB telah dibentuk Kelompok Kerja (Pokja) dan Kelompok Kegiatan (Poktan) Kampung KB yang disahkan dengan Keputusan Bupati.

Selanjutnya dalam laporannya Bupati Sutedjo menjelaskan bahwa Kampung KB sudah masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). Dalam RPJMD 2017 - 2022 sudah ditargetkan untuk meningkatkan Kampung dari 1 Kampung KB Percontohan pada tahun 2018 menjadi 4 Kampung KB pada tahun 2022. Sera rencana aksi yang telah dan akan dilaksanakan dalam rangka mencapai target/sasaran Bidang Pengendalian Penduduk dan KB.

Program Bangga Kencana sudah dikolaborasikan dan disinergikan dengan program lain, terutama di wilayah Desa Budaya telah bersinergi dengan lintas sektor termasuk Dinas Kebudayaan dalam rangka penguatan fungsi sosial budaya dalam keluarga.

Program lainnya, dalam rangka pembinaan anak dan remaja, telah dikembangkan Bina Keluarga Balita (BKB) dan Bina Keluarga Remaja (BKR) yang diintegrasikan dengan pendidikan karakter yang berbasis budaya dan kearifan lokal. MC Kab.Kulon Progo/hms/hry