Pendataan Disambut Positif Warga

  • Dibaca 1563 kali
  • 21 Januari 2016 15:28:35

Pendataan tenaga kerja terdampak bandara disambut positif dan antusias oleh warga. Bahkan warga minta untuk dilibatkan, baik sebelum kontruksi, pelaksanaan kontruksi hingga adanya bandara.

Hal tersebut disampaikan Forum Komunikasi Warga Terdampak Bandara, Kamis (20/1/2016) saat menghadap Bupati Kulon Progo acara open house yang dilaksanakan setiap kamis pagi di Rumah Dinas Bupati.

Ketuai forum H.Sukijo,SH yang didampingi bebrapa 5 orang, menyampaikan, melalui forum ini sebagai sarana warga untuk mendapatkan informasi yang benar dari pemerintah kepada warga, maupun sarana melanjutkan aspirasi warga untuk disampaikan kepada pemerintah. Tetapi rohnya tetap mendukung kebijakan pembangunan yang dilakukan pemerintah dan PT. Angkasa Pura meskipun tetap berpikir kritis.

Kamardi, salah satu pengurus forum menyampaikan banyak hal terkait bandara, salah satunya terkait tenaga kerja terdampak bandara agar diberi prioritas sesuai potensinya.

"Terkait pendataan, form sudah jalan By name, by address, anak saya ada yang jadi petugas pendata (TPK). Penerimaan warga positif dan antusias" kata Kamardi.

Tetapi dalam pelaksanaan pembangunan bandara, masyarakat minta dilibatkan baik pra kontruksi, saat kontruksi, maupun setelah bandara berjalan.

Bupati Kulon Progo dr.H.Hasto Wardoyo,Sp.OG(K) menyampaikan terimakasih atas kehadiran ini, dan merasa senang menerima kedatangan.

"Jika Diundangpun kami siap, jika warga ada lesehan, kami senang-senang saja jika sewaktu-waktu warga ada rembugan, kemudian kami dijawil" kata Dokter Hasto didampingi Wakil Bupati Kulon Progo Drs.H.Sutedjo.

Terkait permintaan agar untuk tenaga kerja diprioritaskan, Dokter Hasto menyampaikan saat ini sedang mendata, karena ingin sekali mengetahui, potensi warga sebelumnya kerja sebagai apa, saat ini bisanya kerja apa, dan memiliki ijazahnya apa.

"Saya sudah Tanya ke angkasa pura, bahwa ternyata hampir 70% lebih, itu tenaganya itu SMA kebawah" tambah Dokter Hasto.

Disampaikan juga, saat akan pendataan petugas dikumpulkan di rumah dinas beberapa waktu lalu, beliau juga berpesan ke pendata, jika ada yang sudah berumur 70 tahun pun dan ingin bekerja atau berusaha, minta tetep ditulis, sesuai kemampuannya.

"Mau ikut kelompok tani atau kelompok ternak, atau lainnya. kan tidak semuanya kerja dibandara, tapi menempatkannya sesuai kemampuan, kerjanya. Siapa tahu masih bisa ternak, dikelompokkan jadi kelompok ternak. Makanya kemarin kita data, dalam rangka memenuhi harapan warga masyarakat, agar tenaga kerjanya diprioritaskan" tambah Dokter Hasto.


"Ada juga yang bertanya, kalau tanahnya disitu tapi rumahnya tidak disitu, ikut didata tidak tenaga kerjanya? Ya boleh, mergane lemahe dibebaske" jelas Beliau.

Dijelaskan juga, untuk Pra kontruksi, sekitar februari, maret mulai adakan pelatihan setelah selesai pendataan. Pelatihannya, pelatihan penunjang, yang bisa untuk cari pekerjaan, seperti pelatihan satpam bersertifikat. Jika ikut pelatihan sendiri bisa menghabiskan Rp. 3-4 juta, kalau lewat ini bisa dibantu.

"Untuk latihan sebelum kontruksi. Insyaalloh bulan februari atau maret bisa segera kita mulai" harapan beliau.

"Saat pembangunan kontruksi, kami punya BUMD PT.Selo Adikarto , perusahaan daerah yang menjadi cucuking ajurit, yang minta pekerjaan ke AP I, kemudian PT SAK bekerja bersama-sama masyarakat setempat" jelas beliau.

Untuk pasca kontruksi, menempatkan yang sudah dilatih, dapat juga di airport city.



Selain masalah tenaga kerja, Dokter Hasto juga sedang mengusulkan ke Ngarso Dalem/ Gubernur minta palilah kas desa tempat relokasi untuk dijual diperuntukkan bagi masyarakat terdampak, dan memohon untuk dapat disertifikat hak milik.

Menanggapi terkait tanah relokasi yang membutuhkan pengurukan saat akan dijadikan pemukiman, Dokter Hasto juga akan mengusahakan untuk pengurukan/ perataan tanahnya.
(akhmad)