Tugas Ke Nepal, Wintolo Pamit Bupati
- Dibaca 2157 kali
- 28 Mei 2015 11:00:00
Teguh Wintolo warga Margosari yang dipilih oleh Palang Merah Indonesia (PMI) untuk Tugas Bantuan Kemanusiaan ke Nepal, berpamitan dengan Bupati Kulon Progo dr.H.Hasto Wardoyo,Sp.OG(K) di Rumah Dinas, Kamis (28/5).
dokter Hasto menyampaikan ikut senang dan bangga Teguh Wintolo dapat mewakili kabupaten, propinsi, dan negara, karena ini bisa membawa nama baik kabupaten dan propinsi.
"Mudah-mudahan sukses, selamat, mendapat pengalaman, dapat memberikan manfaat, dan barokah" kata dokter Hasto kepada Teguh yang datang saat open house hari kamis ini.
Teguh (38 tahun) dari Margosari Pengasih menyampaikan, akan berangkat ke Nepal mulai hari ini, kamis (28/5) dari Yogyakarta pukul 11.00 wib dengan pesawat Garuda.
Selama 30 hari di Nepal akan fokus membantu masyarakat korban bencana Nepal di bidang air dan sanitasi.
"Kami ditugaskan oleh PMI Pusat untuk membantu korban gempa di Nepal, menggantikan pak Taufik Jeremiah dari staf PMI Pusat yang sudah tugas Nepal mulai 1 mei-30 mei. Kemudian kami akan menggantikan posisi beliau di Nepal. Dari Indonesia saya seorang diri" kata Teguh.
Adapun total pembiayaan akan ditanggung dari Palang Merah Internasional. Selama di Nepal akan bergabung dengan relawan seluruh dunia yang tergabung dalam Federasi Palang Merah Internasional.
Teguh juga menceritakan latar belakang sebelum tugas di Nepal. Sejak tahun 2005 bertugas sebagai tenaga relawan PMI Kulon Progo. Tahun 2006 ikut Pelatihan Dasar untuk Air dan Sanitasi. Tahun 2010 Mengikuti Pelatihan Lanjutan, dan Tahun 2014 mengikuti Pelatihan Regional Asia Pasifik yang diikuti oleh 14 (empat belas) negara.
Menyinggung permasalahan air bersih seperti di daerah Girimulyo, Teguh juga menyampaikan kepada Bupati bahwa PMI Pusat saat ini ada program air bersih yang bisa untuk membantu masyarakat, meskipun selama ini masih fokus Kalimantan dan Sulawesi.
Dengan membuat surat permohonan ke PMI Pusat, kemungkinan besar akan dapat mengakses program tersebut.
dokter Hasto sangat bergembira dengan informasi ini, dan menyebut sebagai rejeki yang tidak disangka-sangka, karena sesaat sebelumnya Bupati bersama Camat Girimulyo juga membahas bagaimana cara untuk pembangunan air bersih di daerah Jonggrangan Girimulyo.
dokter Hasto juga menceritakan, seperti yang di pringapus, tahun lalu kepada jamaah haji disampaikan untuk ikut serta membantu masyarakat yang kesulitan air. Disampaikan bahwa yang jadi amal jariah tidak hanya membangun mesjid. Dengan membantu pembangunan saluran air ini, amalya juga akan mengalir terus.
"Karena yang biasanya kesulitan wudhlu jadi wudhu" kata dokter Hasto.
Masyarakat yang biasanya kekeringan berbulan-bulan, akan dapat tercukupi. dokter Hasto juga mengapresiasi semangat Pak Suryanto, yang memiliki kepedulian luar biasa, ikut membantu membangun saluran air bersih, tanpa tenaga listrik.
Sebelumnya Camat Girimulyo Purwono,SSos bersama Kelompok Pengelola Air Jonggrangan menyampaikan kepada Bupati bahwa Daerah Jonggrangan jika pada musim kemarau kesulitan air. Sudah ada bantuan 100 juta yang dikerjakan oleh masyarakat, namun mengenai sambungan ke rumah-rumah belum selesai. Sementara masyarakat menggunakan bak tampungan yang sudah ada. Masyarakat pengguna sebanyak 87 KK. Mohon bantuan. Mohon doa restu.
Kelompok Pengelola Air: Sumber air yang ada di Jonggrangan kadar kapurnya sangat tinggi sehingga merusak alat. Kami berusaha untuk memperoleh sumber air bersih dari Purwosari dengan lokasi lebih tinggi 55 m sehingga perlu hydran. Biaya yang diperlukan 93 juta. Swadaya warga baru mendapatkan 62 juta (131 KK termasuk puskesmas, MTS Jonggrangan). Dari 131 KK tersebut 26 KK diantaranya miskin. (at.MC)