Bupati Tak Tersinggung Dapat Laporan Banyak Warga Prasejahtera
- 15 April 2015 09:41:39
- 1851 views
Unit terkecil yang menjadi objek pengentasan kemiskinan di Kulon Progo adalah keluarga. Penggunaan unit ini merupakan saran dari Yayasan Damandiri yang diketuai Prof. Dr. Haryono Suyono. Saran dari Damandiri ini juga diimplementasikan dalam peta dusun yang memperlihatkan rumah-rumah penduduk dan kondisi kesejahteraan mereka yang dilambangkan dengan warna. Warna biru dan hijau melambangkan keluarga yang sejahtera, kuning artinya mulai lepas dari kemiskinan, namun masih memungkinkan masuk pra sejahtera, sedangkan warna merah menunjukkan keluarga pra sejahtera. Dengan peta ini dapat diketahui kebutuhan keluarga prasejahtera supaya bisa meningkat menjadi sejahtera.
"Karena masing-masing keluarga prasejahtera memiliki kekurangan yang berbeda-beda. Ada yang kurang baju, makanan, lantai, atap, atau disingkat aladin, atap-lantai-dinding," kata Haryono Suyono dalam kegiatan penandatanganan MoU dalam rangkaian kegiatan Gebyar Posdaya Keistimewaan dalam rangka penguatan kesepakatan 10 perguruan tinggi dengan pemerintah Kabupaten Kulon Progo, di Gedung Kaca, Selasa (14/4).
Haryono menambahkan bahwa kondisi atap, dinding, dan lantai rumah yang baik akan mendukung kesehatan keluarga dan pada glirannya akan meningkatkan kesejahteraannya.
Sedangkan Bupati Kulon Progo, dr. Hasto Wardoyo, mengatakan bahwa dirinya tidak tersinggung jika mendapati laporan bahwa banyak keluarga di wilayah Kulon Progo masih prasejahtera. Hal ini justru menunjukkan bahwa masyarakat tidak takut kepada kepala daerah, dan mau bersikap jujur.
"Saya memang bilang sama dukuh supaya jangan ABS (asal bapak senang), jadi laporkan saja jumlah kemiskinan apa adanya," tegas Bupati.
Terhadap SKPD di lingkungan Pemkab Kulon Progo, Bupati meminta supaya SKPD memiliki sense of crisis terhadap kemiskinan yang ada di Kulon Progo. Hal ini diimplementasikan dengan adanya zakat, infak, dan sodakoh dari para PNS yang jumlahnya satu tahun mencapai Rp 3,1 milyar. Setiap minggu SKPD juga mengikuti bedah rumah bersama masyarakat. Bedah rumah ini tanpa APBD, hanya dengan kepedulian sosial antara orang yang sudah mampu kepada yang mampu.
Dalam kesempatan itu hadir pula Corporate Affairs Director Alfamart, Solihin. Alfamart telah membantu Kelompok Asuh Keluarga Binangun (KAKB) untuk memasarkan produknya melalui gerai Alfamart. Menurutnya, hal tersebut sebenarnya sesuai dengan visi perusahaan yaitu supaya perusahaan dimiliki masyarakat luas, dan di Kulon Progo Alfamart diberi kesempatan untuk berpartisipasi melalui Tomira (Toko Milik Rakyat).
Mengenai kekhawatiran usaha di sekitar toko berjaringan akan mati, Solihin menjelaskan bahwa, perusahaan akan berusaha supaya sekelilingnya sejahtera. Hal itu dilaksanakan antara lain dengan Tomira. Selain itu ada juga program Toko Mitra Alfamart (TMA) dan Sales Store Point (SSP), SSP ini harus memberikan binaan untuk melayani warung-warung sekeliling Alfamart dengan mensuplai barang dengan harga khusus, sehingga bisa menjual dengan harga yang sama dengan Alfamart.
Wakil Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof. Dr. Suratman pada kesempatan itu mendapatkan inspirasi dari GEBLEK, yaitu Gerakan Bangun Lingkungan Ekonomi Kreatif Kulon Progo. Sehingga KKN yang ada di Kulon Progo harusnya cerdas, kreatif bersama para tokoh kelompok Posdaya. Menurutnya ini adalah kearifan lokal. UGM sebagai kelompok perguruan tinggi ESD (Education for Sustainable Development) dari Unesco, maka inspirasi GEBLEK ini akan dibawa ke Unesco.
Dalam kesempatan tersebut juga ditandatangani kesepakatan bersama antara Yayasan Damandiri dan Pemkab Kulon Progo dalam rangka Penguatan Kesepakatan 10 Perguruan Tinggi dengan Pemerintah Kabupaten Kulon Progo. Perguruan tinggi tersebut adalah UGM, Universitas Mercubuana Yogyakarta, Universitas PGRI Yogyakarta, Universitas Negeri Yogyakarta, Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Yogyakarta, Universitas Atma Jaya Yogyakarta, STPMD APMD Yogyakarta, Universitas Janabadra Yogyakarta, Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta, dan Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa.
Kesepakatan bersama itu berisi tentang pengentasan kemiskinan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia sebagai upaya pencapaian Millenium Development Goals (MDGs) melalui pemberdayaan masyarakat di Kabupaten Kulon Progo. Selain itu ditandatangani pula nota kesepahaman bersama antara Yayasan Dana Sejahtera Mandiri (Damandiri) dan Universitas Negeri Yogyakarta untuk mengadakan kerja sama dalam bidang pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat serta bidang lain yang disepakati.