Kelompok BKL Tingkatkan Harapan Hidup Lansia

  • Dibaca 6266 kali
  • 27 Maret 2014 09:48:22

Bupati Kulon Progo, dr. Hasto Wardoyo mengapresiasi kegiatan Kelompok Bina Keluarga Lansia (BKL) Tunas Mekar, Pedukuhan Bulak, Desa Tuksono, Sentolo karena mampu memberdayakan lansia sekaligus menunjukkan bahwa lansia masih bisa produktif baik dalam bidang kesenian, industri rumah tangga, maupun kegiatan kemasyarakatan. Hal itu disampaikannya saat menerima kunjungan tim penilai Kelompok BKL tingkat DIY di Bulak, Tuksono, Kamis (27/3).
"Saya melihat kegiatan ini kan bagus, dalam arti orang yang belum lansia mau membina lansia melalui kelompok BKL, sehingga orang yang sudah lansia betul-betul bisa dikembalikan ke habitatnya sesuai dengan kesukaan mereka, bahkan masih produktif secara ekonomi. Jadi saya kira bagus sekali dan konsep tutur, sembur, wuwur, jika bisa dijalani oleh para lansia akan memberikan hasil luar biasa," kata dr. Hasto.
Memberikan tutur berarti memberikan nasihat, sembur adalah mendoakan, dan wuwur artinya bisa produktif, meningkatkan perekonomian.
Ditambahkannya untuk menjadi orang tua yang bisa melaksanakan konsep seperti itu tentunya harus dipersiapkan. Harus sehat, produktif, dan memiliki ilmu. Apresiasi Bupati juga diberikan karena kegiatan ini bisa berjalan sangat baik tanpa harus seperti SKPD, tapi jalannya kegiatan melebihi SKPD, dimana setiap kegiatan ada review, diskusi kekurangan, dan evaluasi seperti yang dilaporkan pengurus BKL ini.
Kepada para lansia, dr. Hasto berpesan untuk berhati-hati menjaga kesehatan, terutama kesehatan tulang. Karena yang paling rawan di usia senja adalah tulang yang mudah keropos. Para lansia dianjurkan untuk melakukan senam beban, yaitu senam yang membebani tulang supaya tulang lebih awet dan tidak keropos.
"Untuk itu lansia yang sudah berumur 50 tahun ke atas mari ikut senam beban, untuk melatih tulang supaya lebih kuat," ajaknya.
Sementara itu, Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi DIY, Dra. Tjondrorini, M.Kes menganggap bahwa Bupati Kulon Progo memiliki komitmen terhadap program kependudukan, keluarga berencana dan pembangunan keluarga yang luar biasa. Lebih-lebih Bupati sebagai dokter tentunya memiliki kompetensi untuk membina keluarga lansia dan lansia.
Dijelaskan Tjondrorini, BKL merupakan suatu wadah atau kegiatan dimana tujuannya adalah untuk memberdayakan lansia supaya betul-betul menjadi insan yang produktif, sehat, dan bermanfaat sehingga tidak menjadi beban keluarga, masyarakat dan pemerintah.
"Ketika saya memasuki tempat ini saya merasa ada sesuatu yang luar biasa, artinya tanpa melakukan wawancara pun, tim sudah bisa melihat output dari kegaitan BKL, yaitu memberdayakan lansia supaya menjadi insan yang tetap bermanfaat," katanya setelah melihat kegiatan para lansia.
Bahkan BKL Tunas Mekar ini mampu memanfaatkan bahan lokal yang ada di sekitar rumah lansia untuk meningkatkan produktifitas melalui pengolahan pucuk pohon gebang menjadi agel dan kemudian dibuat kerajinan tas.
Camat Sentolo, Ir. Aspiyah, MSi merasa bersyukur dengan kegiatan BKL di wilayahnya, khususnya BKL Tunas Mekar yang ada di Pedukuhan Bulak, Desa Tuksono, Sentolo. Menurutnya ini adalah hal yang luar biasa dan membanggakan karena dimotori oleh seorang kader yang berhasil menggerakkan masyarakat. Selain dengan adanya kader yang memiliki jiwa sosial yang tinggi sehingga bisa masuk ke masyarakat, kegiatan seperti ini juga didukung oleh pemerintah desa yang bagus semangatnya. Tak hanya itu, keguyuban masyarakat juga dinilai bagus lantaran antar satu dengan yang lainnya itu saling mengisi dan mendukung.
"Di Sentolo secara umum memang kegiatan seperti ini bagus, termasuk Bina Keluarga Balita (BKB). Saya berharap BKL tunas mekar ini bisa masuk ke tingkat nasional. Apalagi memiliki filosofi tutur, wuwur dan sembur yang filosofinya sangat tinggi. Kalau suatu daerah menginginkan harapan hidupnya semakin tinggi, maka BKL harus dioptimalkan, karena semakin banyak lansia namun tidak ada BKL maka banyak lansia yang meski kecukupan dari sisi ekonomi, tetapi dari sisi rekreasi dan sosial merana, hal ini tentunya akan menyebabkan harapan hidup yang lebih rendah. Dengan BKL yang berjalan bagus, setidaknya lansianya memiliki kebahagiaan," katanya.
Miniati, pengurus BKL Tunas Mekar dalam paparannya menjelaskan bahwa lahirnya BKL Tunas mekar ini berawal dari sosialisasi dari Penyuluh Keluarga Berencana (PKB) kecamatan tentang pentingnya bina keluarga lansia di dusun ini karena banyak lansianya dan banyak permasalahan yang muncul antara lansia dan keluarga lansia. Untuk itu kami para kader merasa penting membuat kelompok bina keluarga lansia, yang bisa menambah kemampuan dan ketrampilan keluarga dalam mendampingi lansia secara moril maupun pemberdayaan lansia.
Saat ini BKL Tunas Mekar memiliki anggota 20 orang dan sering melakukan pertemuan yang materinya penyuluhan dengan permainan media interaktif. Dipilihnya media interaktif ini bertujuan supaya anggota tidak bosan dan menambah antusiasme. Kegiatan BKL juga memiliki keterpaduan dengan Posyandu Lansia bekerja sama dengan Puskesmas Sentolo, dimana dalam kegiatan ini secara swadaya kelompok mengadakan penambahan PMT lansia. Selain itu juga sering dilaksanakan senam bersama, kunjungan rumah, konseling, kesenian, dan ekonomi produktif yang memanfaatkan bahan lokal yang dimiliki hampir setiap anggota yaitu pucuk pohon gebang, sebagai bahan baku agel yang dipakai untuk bahan kerajinan tas.




***