Penggerak Posdaya 18 Kabupaten Observasi Kulon Progo

  • Dibaca 3324 kali
  • 15 Januari 2014 15:02:16

Ketua Yayasan Damandiri, Prof.Dr.Haryono Suyono memuji konsep yang digagas Bupati Kulon Progo dr.H.Hasto Wardoyo,Sp.OG(K) tentang KAKB (Kelompok Asuh Keluarga Binangun) dan pelaksanaan dilapangan. Konsep KAKB merupakan konsep pemberdayaan dengan prinsip keluarga sejahtera mengasuh keluarga prasejahtera/ miskin.

KAKB beranggotakan 10 keluarga, terdiri dari 4 keluarga sejahtera, 6 keluarga prasejahtera dan 1 anggota keluarga miskin absolut. kemudian membuat usaha seperti warung KAKB, untuk memberdayakan keluarga prasejahtera dan membantu keluarga miskin absolut.

Untuk berbagi pengalaman pemberdayaan masyarakat tersebut, Prof.Haryono menyampaikan Yayasan Damandiri pada ulang tahun ke-18 tahun ini, mengajak kepada para penggerak posdaya dari 18 Kabupaten se- Indonesia untuk melakukan observasi ke Kulon Progo. Tiap kabupaten rata-rata 5 anggota yang ikut, terdiri dari camat dan penggerak posdaya. Di Indonesia saat ini sudah ada sekitar 30 ribu posdaya.

Kunjungan Observasi Forum Komunikasi Pemberdayaan Keluarga ke Kulon Progo yang dilaksanakan, Rabu (15/1/2014) ini selain dihadiri Sekretaris Yayasan Damandiri Drs.Subiakto Tjakrawerdaya,SE, juga dihadiri Siti Hediati Hariyadi, SE.

Untuk mencukupi kebutuhan warung KAKB, Bupati Kulon Progo beserta Yayasan Damandiri kemudian membuat Senkudaya (Sentra Kulakan Posdaya). Dengan jaringan pemasaran dari Senkudaya dan Warung KAKB ini diharapkan dapat selain untuk memasarkan kebutuhan sehari-hari, juga dapat digunakan untuk mengangkat dan memasarkan produk lokal Kulon Progo.


Perkembangan distribusi barang di Senkudaya cukup bagus, salah satunya untuk pemasaran tepung terigu produksi Sri Boga Semarang, Niza Selaku Manager Senkudaya menyampaikan bahwa dalam 1 minggu dapat menjual 375 Zak tepung, masing-masing zak 20 Kg sehingga dalam 1 minggu rata-rata 7,5 ton.

Di Senkudaya menerapkan penjualan eceran dan dengan member. Dengan menjadi member atau anggota maka pelanggan akan mendapat harga khusus. Sistem member dibagi dalam 3 kelompok yaitu Member Pribadi, Member Warung Usaha Kecil Perorangan, dan Member untuk Warung KAKB.

Niza menyampaikan pada awalnya untuk membuka pasar, cukup sulit, banyak yang belum tahu tetapi setelah dilakukan pendekatan dan pemasaran dari segi kualitas dan harga saat ini terus berkembang.
Untuk produk unggulan khas Kulon Progo perkembangannya juga lumayan, permintaan air kemasan Air-Ku, perminggu melayani ratusan karton kepada masyarakat umum.

"Untuk Teh Suroloyo dan Gula Semut Aren Produk KSU Hapsari Kalibawang, yang kita pajang disini penjualan terbanyak justru ke wilayah Sumatra, untuk pasar lokal masih terbatas tambah Niza.


Bupati Kulon Progo dr.H.Hasto Wardoyo,Sp.OG(K) menyampaikan di Kulon Progo banyak dilakukan kegiatan pemberdayaan masyarakat. Salah satu pemberi energi positif bagi Bupati adalah wejangan-wejangan yang diberikan oleh Ketua Damandiri.

Bupati sangat berterimakasih atas masukan dan bantuan yang diberikan oleh Prof.Haryono dan Subiakto Tjakrawerdaya.
"Virus positif beliau berdua masuk ketubuh saya, dan memberikan energi positif bagi saya" kata dokter Hasto.

Siti Hediati,SE menyatakan kagum dan tertarik dengan berbagai usaha yang sudah dilakukan dokter Hasto, terlebih tentang bathik geblek renteng dan cara pemasarannya.

 

Seusai acara di Gedung Kaca, rombongan Yayasan Damandiri beserta rombongan melanjutkan ke observasi ke Posdaya di Pedukuhan Gunung Gempal, Giripeni, Kecamatan Wates dan Posdaya di Pengasih. (at.MC)

 

Berikut Foto saat acara observasi di Gedung Kaca, Rabu (15/01/2014):