Bupati Ikut Wiwitan Panen Padi Varietas Unggul; Dengan Reklamasi Hasil Meningkat

  • Dibaca 2386 kali
  • 31 Desember 2013 14:58:42

Bertempat di Bulak Kanoman, Bupati Kulon Progo dr.H.Hasti Wardoyo,Sp.OG(K) ikut upacara Wiwitan Panen Padi Varietas unggul baru Inpari 19 dalam rangka pendampingan SL-PTT untuk P2BN (Program peningkatan Beras Nasional) Kabupaten Kulon Progo, Selasa (31/12/2013).

Untuk peningkatan produksi, Pemerintah Kabupaten Kulon Progo bekerjasama dengan BPTP (Balai pengkajian Teknologi Pertanian) Yogyakarta melaksanakan program reklamasi lahan seluas 20 ha. Melalui program ini diberikan bantuan Rp. 2 juta per hektar. Untuk reklamasi lahan, digunakan pupuk organik.

"Pupuk organik sangat baik, dan tidak menimbulkan residu" demikian disampaikan dokter Hasto dihadapan Kelompok Tani Gemah Ripah-2 Kanoman Panjatan, dan tamu undangan dari BPTP Yogyakarta, Kantor KP4K Kulon Progo, Dinas Pertanian dan Kehutanan (Dipertahut) Kulon Progo, Dinas Pertanian DIY dan tamu instansi terkait lainnya.

Lebih lanjut dokter Hasto menyampaian Pupuk yang tidak organik sebenarnya mengandung residual. Jika masuk ke tubuh manusia, zat tersebut tidak keluar, karena itu Bupati mengajak masyarakat untuk selanjutnya tetap menggunakan pupuk organik yang berasal dari alam sekitar, seperti kotoran sapi, dan daun-daunan yang ada.

Perihal pemakaian pupuk organik, Jemiyo Ketua Kelompok Tani Gemah Ripah-2 menyampaikan bahwa kelompoknya sangat mendukung program pemerintah untuk meningkatkan produksi padi dalam rangka ketahanan pangan, dan menggunakan pupuk organik dalam pemupukan.

"Kami selalu memadukan teknologi modern dan kearifan lokal" kata Jemiyo. Dengan teknologi modern antara lain dengan menggunakan traktor. menggunakan kearifan lokal antara lain dengan bersama-sama dengan anggota lain bekerjasama dan bergotong royong baik dalam penanaman, pengairan, penanggulangan hama dan panen.

Untuk mendukung pemakaian pupuk organik, Jemiyo mengharapkan unit pengolah pupuk organik untuk memenuhi kebutuhan petani. Dalam penanggulangan hama seperti tikus, dilakukan secara bergotong royong dengan gropyokan. untuk penanggulangan hama wereng, dengan terus berkoordinasi dengan penyuluh dan instansi terkait.

Dalam panenan kali ini, Jemiyo menyampaikan rasa syukur, meskipun sempat diserang hama tikus dan wereng, hasil musim panen I ini hasilnya tetap bagus.

"Dengan reklamasi hasilnya bagus meski sempat ada hama" tegas Jemiyo yang menyampaikan bahwa kelompok taninya tetap menjaga tekad dan semangat untuk maju.

Kenaikan produksi setelah ada kegiatan reklamasi lahan tahun 2013 ini sebesar 797 Kg GKP (Gabah Kering Panen)/Ha atau 502 Kg Beras/Ha.

Dari rata-rata hasil ubinan (dengan sample seluas 2,5 m x 2,5 m) didapat hasil untuk varietas Ciherang menghasilkan 6,8 Kg., atau sama dengan 10.880 Kg/Ha GKP (Gabah Kering Panen), atau 9.030 Kg/Ha GKG (Gabah Kering Giling), atau 5.689 Kg/Ha Beras.

Untuk Varietas Inpari 18, menghasilkan 5,3 Kg, atau 8.480 Kg/Ha GKP, atau 7.038 Kg/Ha GKG, atau 4.434 Kg/Ha Beras.

Untuk Vairetas Inpari 19, menghasilkan 6,6 Kg, atau 10.560 Kg/Ha GKP, atau 8.764 Kg/Ha GKG, atau 5.521 Kg/Ha Beras. (at.MC)