Blusukan dr. Hasto Bukan untuk `Tebar Pesona`

  • 27 Oktober 2013 13:12:02
  • 2127 views

Program Bedah Rumah yang dilakukan Bupati Kulon Progo, dr. Hasto Wardoyo, SpOG(K) selama ini ternyata mengundang isu, bahwa program yang dilakukan Bupati tiap minggu ini adalah sarana tebar pesona untuk memperlancar dipilihnya kembali dirinya sebagai orang nomor satu di Kulon Progo. Terhadap isu seperti ini, dr. Hasto dengan ringan menjawab bahwa sebenarnya sudah lama dirinya blusukan ke pelosok-pelosok, bahkan hal ini dilakukannya setelah Pilkada selesai. Karena dirinya menyadari jika blusukan yang dilakukannya pada saat menjelang berakhirnya masa jabatan, pasti dikira akan berkampanye. Dirinya mengakui jika hal ini dilakukan tanpa kelurusan niat dalam hati maka keikhlasan akan benar-benar tergoda. Oleh karena itu, dirinya sangat berhati-hati sekali, bahkan jika bisa, menjelang akhir masa jabatan dirinya akan meliburkan diri dari blusukan, supaya tidak mengganggu keikhlasan. Namun bedah rumah ini tetap dilakukan meski oleh orang lain.
Hal tersebut seperti disampaikannya saat melakukan bedah rumah di desa Banjarasri, Kalibawang, Minggu (27/10). dr. Hasto juga sangat mengapresiasi dan sangat berterimakasih kepada seluruh panitia yang telah membantu proses bedah rumah, seperti di rumah Ny. Kasiyem dan Ny. Sayo Mato dari Banjarasri. Dirinya menunjukkan bahwa gotong royong seperti bedah rumah ini sangat bagus. Tidak mungkin pemilik rumah bisa mendirikan rumah sendiri dalam waktu cepat itu tanpa bantuan dari tetangga dan masyarakat sekitarnya.
"Sehingga terimakasih sekali terhadap dukungan bantuan masyarakat. Apalagi dalam program ini Pemkab hanya memberikan himbauan, masyarakat yang sejahtera kalau bisa sebagian rejekinya digunakan untuk membantu masyarakat yang kekurangan. Kalau hanya mengandalkan APBD dari pemkab, tidak akan bisa membangun sedemikian banyak rumah," kata dokter spesialis ginekologi ini.
Bantuan untuk bedah rumah antara lain berasal dari Bazda, perseorangan, perusahaan, ataupun lembaga lain. Kepada Bazda dr. Hasto berharap agar dana yang terkumpul segera ditasarufkan/diberikan kepada yang berhak.
"Jangan sampai menumpuk, karena kalau menumpuk bisa jadi masalah. Oleh karena saya pesan kepada Bazda supaya amanah, tanggung jawab karena para PNS sudah melonggarkan diri untuk memberikan sebagian hartanya untuk membantu masyarakat melalui Bazda," tambahnya.
Menghadapi pesta demokrasi pemilihan kades Banjarasri 15 Desember mendatang, dr. Hasto berpesan supaya jangan dilakukan berlebihan. Sebagaimana yang baru saja dia pelajari saat di Harvard beberapa minggu lalu, dimana orang Amerika banyak yang memuji Indonesia karena demokrasi bisa berjalan dengan baik, sampai-sampai di tingkat RT pun ada pemilihan langsung. Tetapi dr. Hasto mengutipkan pernyataan salah seorang profesor di Harvard yang menyatakan keheranannya, mengapa negara yang masih miskin berani demokrasi seperti itu. Bahkan di Amerika sendiri, yangd dianggap kiblatnya demokrasi, pilihan hanya dilakukan sampai tingkat walikota/major, tidak sampai tingkat di bawahnya. Berbeda dengan di Indonesia, ketika dibuka keran, ternyata pesta (demokrasi) dilakukan berlebihan, meskipun sebenarnya Pancasila mengamanatkan musyawarah/mufakat dalam terkait masalah politik, seperti tertuang dalam sila ke-4. Sehingga diharapkan jika ada pemilihan, seperti pilkades, dalam menjalankan berdemokrasi jangan sampai berlebihan, sampai kebablasan hingga mengganggu hubungan bermasyarakat. Kalau bisa, pilkades ini dilakukan secara sportif seperti dalam olahraga. Meski menjagokan satu tim, tetapi setelah selesai segera melupakan pertandingan dan tetap berhubungan dengan baik dengan sesama masyarakat.
"Karena itu saya meminta dalam Pilkades mendatang, para calon bisa bertanding secara sportif. Jangan sampai timbul perpecahan atau saling membenci di masyarakat. Jangan sampai sentimen partai terlalu tinggi, lebih baik sentimennya pada daerah saja, karena daerahnya masih miskin. Artinya lebih baik ikut berpartisipasi membangun Kulon Progo sebaik-baiknya, apapun partainya. Karena yang mau memperjuangkan Kulon Progo tentunya masyarakat Kulon Progo sendiri. Oleh karena itu penilaian dari manca negara bahwa demokrasi kita yang sudah baik itu  jangan sampai membuat perpecahan," tutur dr. Hasto.
Tidak hanya kepada masyarakat saja dr. Hasto berpesan, kepada para pejabat Kulon Progo jika mendapat kanugrahan atau rezeki yang besar silahkan mewujudkan rasa syukur dengan menyalurkan bantuan kepada orang miskin dan minta didoakan, tidak perlu memberi apapun kepada pejabat di atasnya. Karena diyakini hal seperti itu tidak baik dan tidak benar. Apalagi baik buruknya pejabat tergantung dari penilaian orang-orang yang dipimpin, bukan kedekatan dengan Bupati.***