Pemberdayaan Masyarakat Modal Utama Mewujudkan PAUD Mandiri

  • 26 Agustus 2013 15:06:15
  • 5707 views

 

Keberadaan lembaga PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) yang selama ini (2006-2012) memperoleh bantuan dari Bank Dunia, pada tahun 2013 sudah tidak lagi mendapat kucuran dana dari Bank Dunia. Sehingga keberlangsungan kegiatan  yang mendidik anak di usia dini ini harus mampu untuk mencari terobosan atau inovasi agar menjadi PAUD Mandiri. Hal ini menjadi tantangan terberat bagi Kulon Progo karena merupakan kabupaten termiskin di pemda DIY.

Demikian dikatakan Bunda PAUD Kulon Progo dr.Hj.Dwikisworo Setyowireni,Sp.A (K), ketika menerima Tim Lomba Apresiasi Bunda PAUD Pemda DIY di Rumah Dinas Bupati, Senin (26/8). Turut hadir Staf Ahli Bupati Bidang Kemasyarakatan dan SDM dr.Lestaryono,M.Kes, Kadinas Pendidikan Kulon Progo Dra.Sri Mulatsih Damar Rahayu,M.Pd, Kabid PAUD Dinas Pendidikan Kulon Progo Tutik Sriyani,M.Pd, Tim Penggerak PKK Kabupaten , IGTKI, PGRI, GOPTKI, Forum PAUD dan HIMPAUDI.

Sementara Tim Penilai Bunda PAUD dipimpin Kabid Pendidikan Non Formal dan Informal (PNFI) Dikpora DIY Dra.Mulyati Yuni Pratiwi,MSi, beserta rombongan juga melihat di lapangan keberdaan Kelompok Bermain (KB) Yudistira di pedukuhan Jangkang Kidul desa Sentolo.

"Satu tahun menjelang dihentikan bantuan dari Bank Dunia, telah dilakukan terobosan untuk menjadi PAUD Mandiri melalui Pemberdayaan Masyarakat dalam Program PAUD diantaranya melalui alokasi dana desa (APBDes), gerakan gotong-royong sejuta koin, gerakan iuran per KK Rp.1000,-,  dan pembentukan Komite atau Donatur tetap,"kata dr.Reni Hasto panggilan akrabnya.

Lebih lanjut layanan PAUD di Kulon Progo baik melalui Formal maupun Non formal mengalami perkembangan yang signifikan dari tahun 2006 sejumlah 450 lembaga PAUD, dan 2012 mencapai 847 lembaga PAUD yang 49,7 % telah mempunyai gedung PAUD baik dari sumber dana PNPM maupun swasta/swadaya masyarakat, karena jumlah desa/kelurahan 88 sehingga program satu desa satu PAUD pun telah terealisir.

Bunda PAUD yang tahun 2012 terpilih menjadi pengelola terbaik PAUD ke-4 sehingga turut  serta short course ke China program Kemendikbud RI, menambahkan keterpaduan layanan antara Posyandu, BKB (Bina Keluarga Balita) , SDIDTK(  Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh. Kembang) , dan PAUD sangat penting.

Ketua Tim Penilai Bunda PAUD Dra.Mulyati Yuni Pratiwi,MSi mengatakan meningkatnya akses dan mutu layanan PAUD semata-mata bukan hanya ditentukan oleh pemerintah akan tetapi peran aktif Bunda PAUD dalam mendukung dan membangun kepedulian masyarakat terhadap PAUD, oleh sebab itu Dirjen PAUD, Nonformal dan Informal akan memberikan penghargaan dengan mengadakan Apresiasi Bunda PAUD Berprestasi Tingkat Nasional 2013.

"Kegiatan ini berjenjang diawali dari kab/kota, propinsi dan tingkat Nasional, untuk propinsi DIY belum ada Bunda PAUD sehingga tidak turut serta tingkat propinsi, semoga Bunda PAUD dari Kabupaten/kota nantinya berprestasi di tingkat nasional,"kata Yuni.

Sementara pengelola KB Yudistira Sumardi,S.Pd, mengatakan jalannya pembelajaran selama ini atas dukungan murni  donatur dari warga masyarakat sekitar baik PNS, pensiunan  maupun wiraswasta untuk honor kepada 4 pendidik juga ditambah baru saja satu pendidik agama, serta untuk makanan tambahan.  Dengan jumlah 37 anak yang terbagi dalam 4 ruangan sesuai usia yakni usia 2-3 tahun, usia 3-4 tahun, usia 4-5 tahun dan usia 5-6 tahun.  

"Berbagai prestasi telah diraih oleh peserta didik seperti mewarnai maupun merangkai balok tingkat kabupaten, "terang Sumardi.(MC)