Formulasi Pendidikan Kespro Perlu Diperbaiki
- Dibaca 2014 kali
- 09 Agustus 2012 10:24:18

Formulasi pendidikan kesehatan reproduksi (Kespro) remaja di Kabupaten Kulonprogo masih perlu solusi yang terbaik. Hal ini sebagaimana terungkap pada Rapat Koordinasi Pembentukan Tim Aktifasi Kesehatan Reproduksi Remaja di Kabupaten Kulon Progo, bertempat di Dinas Kesehatan Kabupaten Kulon Progo,Rabu (8/8).
dr.Hj.Dwikisworo Setyowireni,Sp.A.(K) yang terpilih selaku Ketua Umum Tim yang terpilih meminta kepada semua yang terlibat untuk membuat konsep yang jelas, masing-masing mengetahui tugas dan tanggung jawab sehingga jelas yang akan dilakukan. "Jangan hanya sekedar nama" jelasnya. Dari hasil pertemuan, semua pihak menilai penting pendidikan kesehatan reproduksi remaja tetapi pelaksanaan di lapangan belum dapat terlaksana dengan baik karena formulasinya belum jelas.
Teknologi informasi yang berkembang pesat saat ini selain berdampak positif juga ada dampak negatifnya. Demikian halnya pemahaman remaja tentang reproduksi saat ini ada kecenderungan mengakses informasi yang tidak tepat sehingga pengetahuannya setengah-setengah dan tidak benar. Untuk itu sangat diperlukan perlukan pendidikan kesehatan reproduksi terhadap remaja.
Pendidikan bukan hanya menjadi tanggung jawab warga tetapi tanggung jawab semua elemen masyarakat sehingga perlu integrasi dan koordinasi dari semua pihak. Dari hasil need assessment pendidikan kesehatan reproduksi di SMA Kabupaten Kulon Progo PKBI mengungkapkan gambaran sekilas kondisi remaja di Kulon Progo. PKBI juga menyampaikan perlunya pendidikan kesehatan reproduksi remaja agar pengetahuan remaja lebih terarah.
Kepala Dinas Kesehatan dr.Bambang Haryatno,M.Kes. dalam sambutan pembukaannya mengatakan kegiatan ini merupakal hal yang sangat positif, diharapkan dapat berjalan dengan baik. Hal ini untuk mengantisipasi perkembangan remaja saat ini yang ikut prihatin, dengan perkembangan TIK remaja banyak mendapat informasi yang kurang tepat.
Hal lain yang dibahas adalah tentang kesehatan reproduksi sebagai salah satu Ekstra Kurikuler Wajib di sekolah. Mengingat pentingnya kesehatan reproduksi diperlukan pendidikan khusus terhadap para siswa di sekolah tetapi dari Dinas Pendidikan menyampaikan bahwa beban jam belajar siswa saat ini sudah padat sehingga jika ditambah jam akan menambah beban siswa. Sehingga ada pilihan untuk dijadikan ekstra kurikuler wajib atau menggabung dengan kegiatan pramuka.
Di Kulon Progo sudah ada 2 sekolah yang sudah aktif tentang layanan (pendidikan) kesehatan reproduksi, yaitu SMA N 2 Wates dan SMA N 1 Girimulyo, yang dilaksanaan 1 jam/minggu dan didukung SK Kepala Sekolah. Untuk sekolah yang lainnya sudah mengeluarkan SK tetapi pelaksanaan pendidikan kespro belum secara rutin dan berkelanjutan.
Sebagian besar baru melaksanakan secara insidental seperti saat MOS (Masa Orientasi Siswa), atau saat-saat tertentu, sehingga tidak secara berkesinambungan.
Beberapa kendala yang dihadapi saat ini antara lain Guru Kespro saat ini belum memadai, kebijakan yang belum mendukung penuh terhadap pendidikan kespro dan terbatasnya dana untuk operasional.
Masukan dari berbagai pihak tentang pendidikan kesehatan reproduksi sangat dibutuhkan, dan perlu persiapan kondisi di lapangan sebelum akhirnya dijadikan regulasi oleh pemerintah daerah dan sekolah. Sehingga program dapat berjalan dan berdampak baik saat ini SKPD seperti Dinas Kesehatan, Badan PMPDPKB, Dinas Pendidikan dan organisasi kemasyarakatan masih berjalan sendiri-sendiri dan belu terkoordinir dengan baik.(at-mc).