MENGENTASKAN KEMISKINAN DENGAN MEMBERDAYAKAN TAKMIR MASJID
- Dibaca 1849 kali
- 14 Februari 2012 13:08:03
Masjid tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah semata. Tapi masjid juga berfungsi sebagai pusat pemberdayaan umat melalui kegiatan-kegiatannya yang positif dan bermanfaat. Salah satunya dengan turut serta para pengurus atau takmir masjid dalam mengentaskan kemiskinan, maupun peningkatan ilmu pengetahuan selain agama seperti yang saat ini telah berjalan melalui TPA dan TPQ dengan menambah materi lainnya diantaranya bahasa Inggris, Matematika maupun ilmu yang lain.
Camat Pengasih Santoso,SIP.MSi menjelaskan salah satu peran masjid selain tempat ibadah, adalah tempat latihan militer dan persiapan yang dimaknai sekarang perang memerangi kemiskinan. Upaya pengentasan kemiskinan yang akan dilakukan dengan memberikan bantuan stimulan dana BAZ Kecamatan (BAZCAM) kepada Takmir melalui ekonomi kreatif bagi warga yang miskin tetapi produktif.
"Peran para takmir masjid dalam mendukung program kemiskinan ini, prosesnya angota Takmir melakukan musyawarah bersama siapa
warga yang dipandang miskin tetapi produktif untuk dibantu dalam mengembangkan usahanya, seperti bantuan yang cocok pelihara ayam, maka dibantu ayam, yang buat tempe dibantu peralatannya, jadi bukan wujudnya uang tunai, selanjutnya takmir buat proposal ke BAZCAM, kita bantu sebagai pancingan yang diharapkan peran serta warga disekitarnya juga muncul untuk menambah bantuan dari yang dikeluarkan BAZCAM, karena masing-masing kemungkinan pancingannya hanya berkisar Rp.1 jutaan,"terang Santoso di sela-sela Sosialisasi program tersebut di Gedung Serbaguna Kantor Kecamatan setempat, Senin sore (13/2).
Acara di hadiri Bupati Kulonprogo, dr.H.Hasto Wardoyo,Sp.OG(K), Asisten Pemerintahan dan Kesra Sekda selaku Ketua BAZ Kabupaten Drs.H.Sarjana,M.Si, seluruh Kades, kepala Sekolah, Dukuh di Pengasih, dan Takmir Masjid. Pelaksanaan sosialisasi diikuti 150 Takmir Masjid dan 78 Dukuh di seluruh Kecamatan yang dibagi dalam dua hari pertemuan.
Menurut Camat yang sekaligus pengusaha perumahan ini, upaya yang akan dilaksanakan di Pengasih ini, hanya mengadopsi sebelumnya ketika menjadi camat di Kokap yang wilayah tersebut jumlah warga miskinnya terbanyak di Kulonprogo. Seperti diketahui Santoso sebelumnya adalah mantan camat Kokap dan baru beberapa hari pindah menjadi camat Pengasih atau tepatnya pada Rabu (18/1) lalu. Selain pemberdayaan masyarakat miskin, Santoso berharap di setiap Takmir Masjid terdapat Bank darah yang berisikan catatan nama ,golongan darah dan no HP warga yang rela menyumbangkan darahnya, sehingga ketika ada saudara yang membutuhkan bantuan darah tidak mengalami kesulitan.
Bupati Kulonprogo dr.H.Hasto Wardoyo,Sp.OG(K) dalam kesempatan itu menyambut baik upaya yang dilakukan pemerintah kecamatan yang melibatkan takmir masjid dalam ikut serta bersama-sama pemerintah untuk berperan mengentaskan kemiskinan. Karena pemkab sendiri baru sebatas mendorong para PNS untuk ikut berperan serta melalui gerakan pengumpulan zakat. "Upaya mengentaskan kemiskinan ke depan bukan melalui usaha bedah rumah seperti yang dilakukan sekarang, ini hanya upaya saja karena rumah itu sungguh mengenaskan untuk tempat tinggal, sebab setelah di bedah tentu masih miskin, karena indikator yang lain kan masih ada,"terang Hasto.
Hal yang sama juga terkait diluncurkan Data Album Kemiskinan, menurut Hasto bukan sebagai sarana atau bahan untuk minta-minta, tetapi yang penting bagaimana usaha yang dilakukan secara riil mengentaskannya. Bahkan bukan sebagai tolok ukur angka kemiskinan dari tahun ketahun bagaimana penurunannya, karena kalau hanya mengandalkan angka-angka maka bisa dilakukan dengan mudah melalui manipulasi angka.
"Data di Album Kemiskinan itu bukan untuk bahan minta-minta, tetapi yang penting riil mengentaskannya, bukan juga menunjukkan tolok ukur angka penurunan dari tahun ke tahun, karena itu toh bisa dilakukan melalui manipulasi angka,"kata Hasto.
Dalam mengentaskan kemiskinan kedepan adalah melalui sister family dengan membuat kelompok kecil dimana dalam kelompok tersebut terdapat lima warga meliputi 3 warga miskin dan 2 warga mampu, sehingga yang mampu ini memberikan bimbingan atau mengasuh warga yang masih miskin, pada akhirnya warga miskin bisa terangkat dari kemiskinan. (mc)