DOSEN UNIVERSITI MALAYSIA KELANTAN MELAWAT KE KULON PROGO

  • Dibaca 1589 kali
  • 30 Januari 2012 08:53:31

Peranan sentral Kabupaten Kulonprogo sebagai daerah dengan jumlah lahan pertanian dan industri pemrosesan tertinggi di Yogyakarta menjadi dorongan bagi Universiti Malaysia Kelantan (UMK) untuk memperkuat kerjasama dalam semua bidang dengan pemda yang mengelola wilayah ekonomi produktif penting ini.

Demikian disampaikan Prof. Dr. Mohamed Dahlan Ibrahim Direktur Centre for Entrepreneurship Learning and Development UMK, saat berkunjung ke Kulonprogo, Jum’at (27/01) di Gedung Joglo.

Kunjungan dari negeri jiran tersebut diterima oleh Drs. Sutedjo, Wakil Bupati Kulonprogo, dan diteruskan dengan ramah tamah dengan Sekretaris Daerah dan beberapa kepala SKPD.

Dalam pemaparan yang disampaikan Prof. Abdul Aziz Latif, dijelaskan bahwa UMK bertujuan mendidik dan mempersiapkan lulusan menjadi pengusaha inovatif dan mandiri.

Selain itu, UMK juga ingin memberikan bantuan pelatihan, konsultasi dan bimbingan bagi para pengusaha UKM, serta menjadi perantara bagi investor di Malaysia yang ingin investasi di Kulonprogo atau membeli produk dari Kulonprogo.

Menurut Abdul Aziz, Kulonprogo memiliki banyak potensi yang memberikan peluang kerjasama internasional.

Selain itu, kerja sama ini berorientasi pada harmonisasi visi antara UMK dan Pemkab Kulonprogo.

Ditambahkan bahwa tujuan lawatannya ke Kulonprogo ini, adalah mengembangkan ketahanan ekonomi berdasarkan pada pembangunan berorientasi lingkungan dan masyarakat wirausaha di Kulonprogo, dalam bidang kewirausahaan, bisnis, industri pertanian, sumber daya alam, teknologi kreatif, dan konservasi warisan budaya dan tempat bersejarah.

Menanggapi paparan ini, Budi Wibowo, Sekretaris Daerah Kulonprogo tertarik dengan paparan mengenai Fisheries Training Centre, dan ingin mengembangkan lebih lanjut kerjasama dalam bidang perikanan tersebut, antara lain dengan metode pemberdayaan nelayan.

Menurut Abdul Aziz, kondisi masyarakat Kelantan dan Kulonprogo memiliki banyak kesamaan, antara lain masih banyaknya warga miskin, yang sebagian besar merupakan petani, sehingga Malaysia juga perlu belajar ke Kulonprogo dalam memberdayakan petani Malaysia.

Selain itu terdapat kemiripan dalam pengelolaan usaha mikro, kecil dan menengah di Kulonprogo dan Kelantan.

Dalam diskusi, pihak Pemkab Kulonprogo dan UMK saling memaparkan potensi dan kemungkinan kerjasama, antara lain penerapan teknologi tepat guna, pameran produk bersama, pengolahan kayu jati, dan pengembangan pariwisata.

 Menanggapi adanya desa wisata di Kulonprogo, Dahlan Ibrahim tertarik dengan program ini, dan ingin membawa mahasiswa UMK ke Kulonprogo untuk meneliti, baik mengenai social enterprise, economic development dan kepariwisataan. Sedangkan dari Kulonprogo ingin adanya pertukaran pemuda yang membawa misi pariwisata, pendidikan, maupun pembelajaran wirausaha di Kelantan.(mc)