Organisasi Kepemudaan, Peluang untuk Membekali diri dan Memikirkan Masyarakat

  • Dibaca 4320 kali
  • 27 Desember 2011 09:04:46

Kesadaran menyiapkan generasi muda sebagai penerus keberlangsungan hidup suatu bangsa merupakan sebuah harga mati yang tidak bisa ditawar.

Demikian diungkapkan Drs. Sutedjo, saat menerima Pengurus Daerah Ikatan Pelajar Muhammadiyah DIY, di ruang kerjanya Jum’at pagi (23/12).

Sutedjo berpesan agar anggota IPM mampu mempertahankan prestasinya sebagai organisasi kepemudaan terbaik di Indonesia, namun tetap mengingat bahwa kehidupan manusia adalah dinamis.

“Mempertahankan prestasi ini merupakan tantangan bagi IPM, dimana citra organisasi tergambar dari orang-orangnya, sehingga citra yang sudah baik harus dijaga.

Anggota IPM juga harus menyadari bahwa setinggi apapun gunung, di atasnya masih ada langit.

Artinya, kita tidak boleh menyombongkan diri, meskipun sedang berada di titik puncak prestasi,” pesan Sutedjo.

Sutedjo menambahkan bahwa di lapangan ada tantangan berat yang harus dihadapi pemuda, dimana berbagai masalah, seperti pornografi dan pornoaksi cukup marak di kalangan pemuda, bahkan di Kulonprogo pun sudah sangat banyak terjadi.

Untuk itu, melalui organisasi ini, kiprah pemuda di lingkungan masing-masing sangat diharapkan dalam membangun sekaligus membentengi mental generasi muda.

“Saya yakin IPM memiliki keterpanggilan moral untuk memproteksi generasi muda dari perilaku negatif.

Saya tidak ingin generasi muda menjadi generasi yang rapuh, tetapi generasi muda harus tahan banting, karena tantangan ke depan tidak semakin ringan, persaingan akan semakin berat, sehingga masa muda bukanlah masa ‘aman’, karena harus melalui ujian-ujian untuk menerima estafet kepemimpinan di masa mendatang.

Ini merupakan suatu peluang untuk membekali diri, berorganisasi dalam memikirkan kepentingan orang banyak, hingga pada saatnya nanti siap menerima estafet kepemipinan,” tuturnya.

Sementara itu, Zalik Nuryana, Kabid Bidang Organisasi PW IPM DIY menyebutkan bahwa tujuan kedatangannya bersama rombongan adalah untuk ber silaturahmi, membangun jaringan, serta memberikan informasi bahwa PW IPM DIY akan mengadakan Konferda di SMK Muhammadiyah I Temon.

Menurut Zalik, pemilihan tempat Konferda PW IPM DIY dilakukan secara bergilir, dimana tahun kemarin dilaksanakan di SMK Muhuammadiyah Wonosari.

Yang bertujuan sebagai evaluasi program selama setengah periode kepemimpinan dan mengontrol kinerja organisasi.

Menyinggung mengenai permasalahan yang dihadapi pemuda, PW IPM DIY telah membuat langkah-langkah membendung hal-hal negatif melalui pembuatan dan pelaksanaan konsep strategi dan solusi pencegahan serta penanggulangan kenakalan remaja.

Sedangkan Aman Nurrahman Kahfi, Ketua Umum PW IPM DIY menjelaskan bahwa permasalahan yang sering dihadapi PW IPM DIY adalah terjadinya friksi antar sekolah, pornografi dan penyalahgunaan obat-obatan terlarang, serta masalah-masalah yang terkait dengan hak-hak pelajar di bidang pendidikan yang soulisinya melalui silaturahmi di tingkat wilayah.

Menurut Kahfi , yang juga mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian UGM, PW IPM DIY mendorong pelaksanaan UU (Sisdiknas) sehingga hak-hak pelajar untuk mendapatkan pendidikan yang berkualitas bisa terjamin.

Kahfi menambahkan, dalam masalah tawuran, kekerasan seksual, dan penyalahgunaan narkoba, PW IPM melakukan advokasi supaya pelajar memiliki kesibukan lain selain akademis.

Intinya mengarahkan remaja sesuai dengan berbagai ragam potensinya, sehingga mendorong aktualisasi potensi remaja.

Disinggung mengenai kepemimpinan IPM, Kahfi menyebutkan bahwa dirinya tidak mungkin mencalonkan atau dicalonkan sebagai Ketua IPM lagi, karena kepemimpinan di IPM hanya diperbolehkan satu kali dengan maksimal umur 24 tahun. (mc)