JUARA I LOMBA KARYA TULIS IPKB DIY; Drs. Mardiya, Ingin Tradisikan Menulis Di Kalangan Penyuluh KB
- 16 Juli 2009 00:00:00
- 2772 views
Drs. Mardiya, Kasubid Advokasi Konseling dan Pembinaan Kelembagaan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi pada Badan Pemberdayaan Masyarakat Pemerintahan Desa Perempuan dan Keluarga Berencana (BPMPDP dan KB) Kabupaten Kulonprogo, kembali berjaya dalam lomba karya tulis ilmiah populer setelah secara berturut-turut dua tahun sebelumnya yakni tahun 2007 dan tahun 2008 menang di level nasional. Kali ini ia menjadi pemenang pertama lomba karya tulis KB yang diselenggarakan oleh Ikatan Penulis Keluarga Berencana (IPKB) DIY bekerja sama dengan BKKBN Propinsi DIY dan diikuti oleh wartawan, penulis maupun masyarakat umum.
Atas kemenangannya itu, Mardiya yang juga pengelola Sanggar Karya Tulis ?Nidya Pena? Salamrejo, Sentolo, menyatakan kegembiraannya. Bukan semata karena dirinya akan mendapatkan piagam dan hadiah uang pembinaan jutaan rupiah, tetapi yang lebih penting ia mampu menunjukkan kapasitasnya sebagai penulis yang layak diperhitungkan tidak saja di lingkungan BKKBN atau SKPD Kabupaten/Kota yang mengurusi KB, tetapi juga di lingkungan penulis dan wartawan yang setiap hari berkutat dalam penulisan berita dan artikel. Mardiya mengaku, dirinya memang penulis penjelajah dan pernah menang di berbagai instansi pemerintah maupun swasta. Seperti juara III penulisan buku di lingkungan Dinas Pendidikan Propinsi DIY tahun 1992, juara III lomba karya tulis Majalah Warta Koperasi yang diselenggarakan oleh IKPN-RI tahun 1996, juara harapan lomba karya tulis PUGS di lingkungan Departemen Kesehatan RI Tahun 1997, juara harapan II lomba reportase suasana sungai yang diselenggarakan oleh Harian Umum Kedaulatan Rakyat bekerjasama dengan Biro Lingkungan Hidup Setwilda Propinsi DIY tahun 1998, juara I lomba penulisan pengalaman lapangan dalam pengelolaan Takesra-Kukesra yang diselenggarakan oleh BKKB Pusat tahun 1998 dan sebagainya.
Menurut mantan Penyiap Bahan Pembinaan Ketahanan Keluarga di Dinas Dukcapilkabermas Kabupaten Kulonprogo yang beberapa tahun terakhir ini aktif menulis buku bersama Ketua TP PKK Ny. Hj. Wiwik Toyo Santoso Dipo dan rekan-rekan dari SKPD terkait, menulis itu sudah menjadi pilihan hidupnya untuk menunjukkan kapasitas diri dan mempertahankan idealisme selain sebagai hobby yang sangat mengasyikkan.
Baginya, tidak ada kegembiraan yang lebih memberi arti kecuali ia mampu melahirkan tulisan yang bermutu dan dibaca banyak orang. Karena di sanalah gagasan-gagasan dan ide yang mengendap di pikirannya dapat diketahui oleh orang lain tanpa harus terikat oleh ruang dan waktu. Oleh sebab itu, ia merasa bersyukur bahwa tradisi menulis telah ditumbuhkembangkannya sejak masih duduk di bangku SD, meskipun sebatas menulis puisi dan cerpen. Waktu duduk di bangku SLTP dan SLTA, tradisi menulis telah dikembangkan ke arah penulisan cerita bersambung dan artikel populer yang mengangkat pengetahuan umum dan perkembangan teknologi. Saat kuliah di FPIPS IKIP Negeri Yogyakarta (sekarang FISE UNY - red) ia mulai mencoba berbagai bentuk karya tulis ilmiah dari artikel populer hingga menulis buku sekaligus mengikuti berbagai lomba dan memenangkannya.
Ke depan, penduduk asli Kulonprogo kelahiran 20 April 1966 yang selama masa belajarnya dari SD hingga perguruan tinggi selalu mendapat beasiswa ini, ingin menularkan kemampuan menulisnya kepada para Penyuluh KB baik di lingkungan Pemda Kulonprogo maupun Propinsi DIY, walaupun ia tidak menolak keinginan PNS lain yang ingin belajar menulis. Keinginannya ini didasarkan pada tugas dan fungsi penyuluh KB yang tidak ringan di masyarakat, karena bukan sekedar mencari dan memotivasi calon akseptor agar mau ber-KB, tetapi lebih dari itu juga sebagai juru penerang dan pencerah masyarakat tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan KB. Apalagi KB saat ini tidak hanya berkutat pada masalah pengaturan kelahiran saja, tetapi sudah merambah pada upaya pendewasaan usia perkawinan, pembinaan ketahanan keluarga dan peningkatan kesejahteraan keluarga dalam rangka mewujudkan keluarga kecilbahagia dan sejahtera.
?Penyuluh KB ini harus menguasai betul tugas pokok dan fungsinya agar berhasil di wilayah binaannya, sementara menulis menjadi jembatan untuk melahirkan ide-ide positif dan kreatif dalam rangka program di lini lapangan, selain menjadi pendorong bagi para penyuluh untuk terus belajar dan belajar menambah pengetahuan dan ketrampilan sehingga kemampuannya meningkat dari waktu ke waktu menyesuaikan perkembangan zaman,? kata Mardiya yang pernah menjadi Penyuluh KB Teladan di level nasional tahun 1998.
Sumber berita: Drs. Mardiya
Kasubid Advokasi Konseling dan Pembinaan Kelembagaan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi, Badan Pemberdayaan Masyarakat Pemerintahan Desa Perempuan dan Keluarga Berencana (BPMPDP dan KB) Kabupaten Kulonprogo
HP. 081328819945
Atas kemenangannya itu, Mardiya yang juga pengelola Sanggar Karya Tulis ?Nidya Pena? Salamrejo, Sentolo, menyatakan kegembiraannya. Bukan semata karena dirinya akan mendapatkan piagam dan hadiah uang pembinaan jutaan rupiah, tetapi yang lebih penting ia mampu menunjukkan kapasitasnya sebagai penulis yang layak diperhitungkan tidak saja di lingkungan BKKBN atau SKPD Kabupaten/Kota yang mengurusi KB, tetapi juga di lingkungan penulis dan wartawan yang setiap hari berkutat dalam penulisan berita dan artikel. Mardiya mengaku, dirinya memang penulis penjelajah dan pernah menang di berbagai instansi pemerintah maupun swasta. Seperti juara III penulisan buku di lingkungan Dinas Pendidikan Propinsi DIY tahun 1992, juara III lomba karya tulis Majalah Warta Koperasi yang diselenggarakan oleh IKPN-RI tahun 1996, juara harapan lomba karya tulis PUGS di lingkungan Departemen Kesehatan RI Tahun 1997, juara harapan II lomba reportase suasana sungai yang diselenggarakan oleh Harian Umum Kedaulatan Rakyat bekerjasama dengan Biro Lingkungan Hidup Setwilda Propinsi DIY tahun 1998, juara I lomba penulisan pengalaman lapangan dalam pengelolaan Takesra-Kukesra yang diselenggarakan oleh BKKB Pusat tahun 1998 dan sebagainya.
Menurut mantan Penyiap Bahan Pembinaan Ketahanan Keluarga di Dinas Dukcapilkabermas Kabupaten Kulonprogo yang beberapa tahun terakhir ini aktif menulis buku bersama Ketua TP PKK Ny. Hj. Wiwik Toyo Santoso Dipo dan rekan-rekan dari SKPD terkait, menulis itu sudah menjadi pilihan hidupnya untuk menunjukkan kapasitas diri dan mempertahankan idealisme selain sebagai hobby yang sangat mengasyikkan.
Baginya, tidak ada kegembiraan yang lebih memberi arti kecuali ia mampu melahirkan tulisan yang bermutu dan dibaca banyak orang. Karena di sanalah gagasan-gagasan dan ide yang mengendap di pikirannya dapat diketahui oleh orang lain tanpa harus terikat oleh ruang dan waktu. Oleh sebab itu, ia merasa bersyukur bahwa tradisi menulis telah ditumbuhkembangkannya sejak masih duduk di bangku SD, meskipun sebatas menulis puisi dan cerpen. Waktu duduk di bangku SLTP dan SLTA, tradisi menulis telah dikembangkan ke arah penulisan cerita bersambung dan artikel populer yang mengangkat pengetahuan umum dan perkembangan teknologi. Saat kuliah di FPIPS IKIP Negeri Yogyakarta (sekarang FISE UNY - red) ia mulai mencoba berbagai bentuk karya tulis ilmiah dari artikel populer hingga menulis buku sekaligus mengikuti berbagai lomba dan memenangkannya.
Ke depan, penduduk asli Kulonprogo kelahiran 20 April 1966 yang selama masa belajarnya dari SD hingga perguruan tinggi selalu mendapat beasiswa ini, ingin menularkan kemampuan menulisnya kepada para Penyuluh KB baik di lingkungan Pemda Kulonprogo maupun Propinsi DIY, walaupun ia tidak menolak keinginan PNS lain yang ingin belajar menulis. Keinginannya ini didasarkan pada tugas dan fungsi penyuluh KB yang tidak ringan di masyarakat, karena bukan sekedar mencari dan memotivasi calon akseptor agar mau ber-KB, tetapi lebih dari itu juga sebagai juru penerang dan pencerah masyarakat tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan KB. Apalagi KB saat ini tidak hanya berkutat pada masalah pengaturan kelahiran saja, tetapi sudah merambah pada upaya pendewasaan usia perkawinan, pembinaan ketahanan keluarga dan peningkatan kesejahteraan keluarga dalam rangka mewujudkan keluarga kecilbahagia dan sejahtera.
?Penyuluh KB ini harus menguasai betul tugas pokok dan fungsinya agar berhasil di wilayah binaannya, sementara menulis menjadi jembatan untuk melahirkan ide-ide positif dan kreatif dalam rangka program di lini lapangan, selain menjadi pendorong bagi para penyuluh untuk terus belajar dan belajar menambah pengetahuan dan ketrampilan sehingga kemampuannya meningkat dari waktu ke waktu menyesuaikan perkembangan zaman,? kata Mardiya yang pernah menjadi Penyuluh KB Teladan di level nasional tahun 1998.
Sumber berita: Drs. Mardiya
Kasubid Advokasi Konseling dan Pembinaan Kelembagaan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi, Badan Pemberdayaan Masyarakat Pemerintahan Desa Perempuan dan Keluarga Berencana (BPMPDP dan KB) Kabupaten Kulonprogo
HP. 081328819945