Yusuf Beny Prastawa, Juara Penyuluhan KRR
- Dibaca 2172 kali
- 19 Juni 2009 00:00:00
Yusuf Beny Prastawa dari kelompok Pusat Informasi dan Konseling Kesehatan Reproduksi Remaja (PIK-KRR) Kecamatan Wates terpilih sebagai Juara I dalam Lomba Penyuluhan KRR tingkat Kabupaten Kulonprogo Tahun 2009 yang dilaksanakan pada hari Minggu (14/6) di Ruang Pertemuan Badan Pemberdayaan Masyarakat Pemerintahan Desa Perempuan dan Keluarga Berencana (BPMPDP dan KB) Jalan Sugiman-Watulunyu Wates. Kepastian juara pertama ini diperoleh setelah ia berhasil mengumpulkan nilai 2.465. Sementara juara II dengan total nilai 2.230 direbut oleh Jenya Dwi Khasanah dari PIK-KRR SMAN 2 Wates dan juara III dengan nilai 2.220 digondol oleh Margaretha Theodora KH dari PIK-KRR SMKN 1 Pengasih. Lomba diikuti oleh 16 kelompok PIK-KRR jalur sekolah dan non sekolah dari 12 kecamatan se-Kabupaten Kulonprogo. Pada saat yang sama, juga terpilih kelompok cerdas cermat PIK-KRR terbaik I se-Kulonprogo yakni dari Kelompok PIK-KRR Kecamatan Pengasih dengan total nilai 2.855, terbaik II dari Kelompok PIK-KRR SMAN 2 Wates dengan nilai 1.535, dan terbaik III Kelompok PIK-KRR Kecamatan Panjatan dengan nilai 1.100.
Atas kemenangannya itu, remaja dengan panggilan akrab Beny tersebut mengaku kaget dan sangat senang. Hal ini mengingat saingannya cukup berat terutama PIK-KRR dari sekolah-sekolah favorit di Kulonprogo. Menurutnya, tampilan teman-teman dari PIK-KRR jalur sekolah dan non sekolah yang menjadi rivalnya bagus-bagus sehingga ia sempat agak nervous (gugup). Apalagi beberapa pesaingnya menggunakan media LCD dan alat peraga lainnya untuk meyakinkan audiennya. Namun semuanya itu dapat diatasi dengan penampilanya yang luwes dan mampu membangun komunikasi aktif dengan audien serta sesekali diselingi guyon maton, sehingga ia berhasil menggondol juara. Oleh karenanya, ia sangat bersyukur dan terharu atas kepercayaan Tim Yuri yang terdiri dari unsur Komisi Penanggulangan AIDS Daerah (KPAD), Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) dan Ikatan Penyuluh Keluarga Berencana (IPeKB) Cabang Kulonprogo.
Tentang penyelenggaraan lomba itu sendiri, Ka Badan PMPDP dan KB Kabupaten Kulonprogo Drs. Krissutanto yang didampingi Kasubid Advokasi Konseling dan Pembinaan Kelembagaan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi Drs. Mardiya menyatakan lomba ini bertujuan selain untuk meningkatkan pemahaman dan kepedulian remaja terhadap KRR, juga untuk membentuk ?tegar remaja? yakni remaja yang (1) Berperilaku sehat, (2) Terhindar dari resiko Triad KRR (Seksualitas, HIV/AIDS, Napza), (3) Menunda usia pernikahan, (4) Bercita-cita mewujudkan Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera, dan (5) Menjadi contoh, model, idola, dan sumber informasi bagi teman sebayanya. Hal ini didasari oleh dua hal, pertama cukup banyaknya jumlah anak dan remaja di Kulonprogo karena jumlah anak dan remaja berdasarkan Pendataan Keluarga 2008 sebanyak 88.582 anak/remaja terdiri atas kelompok umur 7 ? 15 tahun sebanyak 56.678 anak dan kelompok umur 16 ? 21 tahun sebanyak 31.904 remaja dengan penyebaran terbesar di Kecamatan Pengasih (10.602 anak/remaja) dan Kecamatan Sentolo (9.938 anak/remaja). Kedua, umumnya pengetahuan mereka tentang KRR masih rendah, sehingga pengaruh teknologi informasi (radio, televisi, internet, HP, CD, media cetak) yang sangat kuat pada saat sekarang dapat membawa efek negatif terhadap terhadap sikap dan perilaku remaja.
?Memang sekarang ini, kasus yang menyangkut Triad KRR baik seksualitas, napza maupun HIV/AIDS di Kulonprogo tidaklah menonjol bila dibandingkan dengan kasus yang terjadi di kabupaten/kota lain di DIY. Apalagi bila dibandingkan dengan kondisi di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Medan atau Semarang. Namun bila tidak ada upaya pencegahan sejak dini, kasusnya akan segera merebak dan berkembang tanpa kendali. Sehingga berbagai upaya penanggulangan, termasuk dengankegiatan lomba cerdas cermat dan penyuluhan KRR ini, diharapkan akan mampu merubah pola pikir remaja Kulonprogo kearah yang lebih positif,? kata Krissutanto.
Sumber berita: Drs. Mardiya
Kasubid Advokasi Konseling dan Pembinaan Kelembagaan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi, Badan Pemberdayaan Masyarakat Pemerintahan Desa Perempuan dan Keluarga Berencana Kabupaten Kulonprogo
HP. 081328819945
Atas kemenangannya itu, remaja dengan panggilan akrab Beny tersebut mengaku kaget dan sangat senang. Hal ini mengingat saingannya cukup berat terutama PIK-KRR dari sekolah-sekolah favorit di Kulonprogo. Menurutnya, tampilan teman-teman dari PIK-KRR jalur sekolah dan non sekolah yang menjadi rivalnya bagus-bagus sehingga ia sempat agak nervous (gugup). Apalagi beberapa pesaingnya menggunakan media LCD dan alat peraga lainnya untuk meyakinkan audiennya. Namun semuanya itu dapat diatasi dengan penampilanya yang luwes dan mampu membangun komunikasi aktif dengan audien serta sesekali diselingi guyon maton, sehingga ia berhasil menggondol juara. Oleh karenanya, ia sangat bersyukur dan terharu atas kepercayaan Tim Yuri yang terdiri dari unsur Komisi Penanggulangan AIDS Daerah (KPAD), Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) dan Ikatan Penyuluh Keluarga Berencana (IPeKB) Cabang Kulonprogo.
Tentang penyelenggaraan lomba itu sendiri, Ka Badan PMPDP dan KB Kabupaten Kulonprogo Drs. Krissutanto yang didampingi Kasubid Advokasi Konseling dan Pembinaan Kelembagaan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi Drs. Mardiya menyatakan lomba ini bertujuan selain untuk meningkatkan pemahaman dan kepedulian remaja terhadap KRR, juga untuk membentuk ?tegar remaja? yakni remaja yang (1) Berperilaku sehat, (2) Terhindar dari resiko Triad KRR (Seksualitas, HIV/AIDS, Napza), (3) Menunda usia pernikahan, (4) Bercita-cita mewujudkan Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera, dan (5) Menjadi contoh, model, idola, dan sumber informasi bagi teman sebayanya. Hal ini didasari oleh dua hal, pertama cukup banyaknya jumlah anak dan remaja di Kulonprogo karena jumlah anak dan remaja berdasarkan Pendataan Keluarga 2008 sebanyak 88.582 anak/remaja terdiri atas kelompok umur 7 ? 15 tahun sebanyak 56.678 anak dan kelompok umur 16 ? 21 tahun sebanyak 31.904 remaja dengan penyebaran terbesar di Kecamatan Pengasih (10.602 anak/remaja) dan Kecamatan Sentolo (9.938 anak/remaja). Kedua, umumnya pengetahuan mereka tentang KRR masih rendah, sehingga pengaruh teknologi informasi (radio, televisi, internet, HP, CD, media cetak) yang sangat kuat pada saat sekarang dapat membawa efek negatif terhadap terhadap sikap dan perilaku remaja.
?Memang sekarang ini, kasus yang menyangkut Triad KRR baik seksualitas, napza maupun HIV/AIDS di Kulonprogo tidaklah menonjol bila dibandingkan dengan kasus yang terjadi di kabupaten/kota lain di DIY. Apalagi bila dibandingkan dengan kondisi di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Medan atau Semarang. Namun bila tidak ada upaya pencegahan sejak dini, kasusnya akan segera merebak dan berkembang tanpa kendali. Sehingga berbagai upaya penanggulangan, termasuk dengankegiatan lomba cerdas cermat dan penyuluhan KRR ini, diharapkan akan mampu merubah pola pikir remaja Kulonprogo kearah yang lebih positif,? kata Krissutanto.
Sumber berita: Drs. Mardiya
Kasubid Advokasi Konseling dan Pembinaan Kelembagaan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi, Badan Pemberdayaan Masyarakat Pemerintahan Desa Perempuan dan Keluarga Berencana Kabupaten Kulonprogo
HP. 081328819945