Dampak Cuaca, Mentan Pastikan Varietas Benih Unggul Mampu Beradaptasi Perubahan Iklim

  • Dibaca 398 kali
  • 05 Juni 2023 00:00:00

Nanggulan, Menteri Pertanian RI Dr.H. Syahrul Yasin Limpo, SH, M.Si, MH dorong sektor pertanian untuk tanggap akan dampak El Nino atau fenomena pemanasan Suhu Muka Laut (SML). Hal tersebut disampaikannya pada acara penutupan Gebyar Perbenihan Tanaman Pangan Tingkat Nasional ke VIII  2023 yang digelar di Jogja Agro Park (JAP) Nanggulan, Rabu (31/5/2023).

Mentan mengatakan saat ini salah satu tantangan terbesar pada pertanian adalah kekeringan yang disebabkan dampak El Nino. Untuk itu melalui gebyar perbenihan ini diharapkan dapat mendorong lebih banyak terciptanya varietas yang unggul dan mampu beradaptasi dengan perubahan iklim yang semakin drastis.

"Varietas kita sudah menunjukkan kemajuan yang luar biasa, kerana probabilitasnya bisa sampai 10 ton ada yang 14 ton, ya ini menunjukkan kita cukup maju menciptakan varietas yang ada. Dan tidak hanya itu, diberbagai iklim berbagai cuaca juga ada yang bisa ditanam," kata Mentan. 

Lebih lanjut Mentan juga mendorong edukasi pertanian yang lebih masif kepada petani akan bagaimana menghadapi perubahan iklim dan cuaca esktrim, sehingga petani mampu bertahan. Salah satunya melalui peran Jogja Agro Park (JAP) yang berada di Kulon Progo yang diharapkan mampu menjadi tempat pembelajaran di wilayah Kulon Progo, DIY dan sekitarnya.

"Saya kira bagi Kulon Progo, saya kira ini bukan sekedar agri tapi sekaligus agriwisata, agriwisata yang sangat mendorong edukasi pertanian dan sangat kita butuhkan," tandas Mentan.

Mentan menambahkan kedepan pertanian tidak hanya sekedar hamparan sawah, tetapi juga akan didorong masuk kedalam lahan disekitar rumah tangga sebagai salah satu solusi penanganan inflasi akibat dampak El Nino.

Senada dengan Mentan, Drs. Beny Suharsono, M.Si Sekda Pemprov DIY juga mendorong transformasi sektor agribisnis di mana penekanannya bukan lagi pada resolusi melainkan pada transformasi yang didorong oleh investasi, inovasi dan ekonomi pertanian berbasis iptek seperti penggunaan benih varietas unggul bersertifikat.

"Penggunaan benih varietas unggul bersertifikat merupakan salah satu langkah awal dan sosial dalam implementasi sistem pertanian modern. Dimaksud ini karena benih varietas unggul bersertifikat memiliki potensi hasil panen yang lebih tinggi serta lebih adaptif terhadap kondisi dan lokalitas lahan," terang Beni.

Meskipun demikian menurut Beni, varietas unggul terutama yang masih baru dilepas, masih sangat rendah. Penyebabnya antara lain lambatnya disinasi informasi dan kurangnya sosialisasi dan keterbatasan ketersediaan benih dan kemampuan daya beli petani terhadap benih. Untuk itu gebyar perbenihan ini diharapkan mampu menjadi media komunikasi dan kolaborasi lintas sektor pertanian. 

Sementar itu Pj. Bupati Kulon Progo Ni Made Dwipanti Indrayanti ST.MT  mengatakan saat ini sistem perbenihan tanaman pangan masih banyak didominasi oleh pemerintah, sedangkan peranan swasta masih kecil, kecuali pada varietas hibrida. Oleh karena itu kedepan dirinya mendorong lebih banyak partisipasi pihak swasta untuk meningkatkan hasil pertanian.

"Oleh karena itu untuk lebih mendorong partisipasi pihak swasta, maka pemerintah dalam hal ini diharapkan dapat membuat kebijakan untuk kemudahan investasi, penegakan dan kepastian hukum, jaminan keamanan dan meningkatkan kesadaran petani untuk menggunakan benih bermutu," kata Ni Made.

Made berharap kegiatan Gebyar Perbenihan Tanaman Pangan Tingkat Nasional ini membawa kebaikan bagi perbenihan tanaman pangan di Indonesia. MC Kab Kulon Progo/humas