Upacara Hari Ulang Tahun ke-64 PGRI Tingkat Kabupaten Kulon Progo

  • Dibaca 2900 kali
  • 26 November 2009 08:17:34

Dalam kaitannya dengan program pemerintah bagi profesi guru melalui program sertifikasi sekarang ini orientasi guru hanya mengejar kesejahteraan dibanding tujuan utama dari program pemerintah menjadi seorang guru yang professional sehingga meningkat mutu hasil pendidikan.
Hal tersebut dikatakan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Kulonprogo, Mastur,BA, usai menghadiri Upacara Hari Ulang Tahun ke-64 Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) tingkat kabupaten Kulonprogo di Lapangan SMA N 1 Wates Terbah, Rabu (25/11). Sekda Kulonprogo Drs.H.So’im,MM selaku Pembina Upacara membacakan sambutan Mendiknas Prof.Dr.Ir.Muhammad Nuh,DEA, sedang peserta upacara seluruh guru anggota PGRI Cabang Wates dan pengurus PGRI Kabupaten serta perwakilan masing-masing Cabang se—Kulonprogo. Dalam kesempatan tersebut Sekda menyerahkan berbagai trophy dan piagam kejuaraan tingkat kabupaten bagi para guru dan pengawas berprestasi diantaranya Drs.Mursidi,MM pengawas TK/SD kecamatan Galur, Drs.Sutiyo pengawas SMP, Kepala sekolah berprestasi Siti Badariyah,S.Pd dari TK ABA Brosot 2 Kec.Galur, Ariyanti,S.Pd dari SD 2 Kalisari Kec.Temon , Suharno,SSi dari SMPN 1 Temon, Dra.Sri Mulatsih dari SMAN 1 Lendah.
“Adanya program pemerintah pusat bagi para guru melalui sertifikasi diharapkan guru lebih professional yang pada akhirnya mutu pendidikan kita meningkat, namun yang terjadi dilapangan mereka hanya mengejar kesejahteraan dengan orinetasi penghasilan meningkat dua kali lipat,”kata Mastur.
Ditambahkan Mastur, untuk merubah pola pikir (mindset) para guru tentang sertifikasi yang salah ini sangat sulit. Padahal ditargetkan sampai 2013 semua guru sudah bersertifikasi. Di Kulonprogo sendiri dari sekitar 9.000 guru yang telah sertifikasi belum mencapai 50%.
Sementara Mendiknas Muhammad Nuh dalam sambutan tertulis mengatakan sudah menjadi kesadaran pemerintah dan kita semua, bahwa guru merupakan factor penentu utama proses pendidikan dan pembelajaran. Tidak ada guru, tidak ada pendidikan. Hanya dengan sentuhan guru professional yang bermartabat, terlindungi, dan sejahtera, anak-anak bangsa akan menerima proses pembelajaran yang mendidik dan bermutu.
“Oleh karena itu peringatan Hari Guru Nasional tahun 2009 dan HUT PGRI ke-64 memiliki makna penting, karena pemerintah sedang dan akan terus secara sungguh-sungguh berupaya memberdayakan guru agar benar-benar tumbuh dan berkembang secara professional dengan meningkatkan kualitas, kompetensi, kesejahteraan dan perlindungan bagi mereka sebagai implikasi UU No.14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dan PP No.74 tahun 2008 tentang Guru,” kata M.Nuh.
Lebih lanjut mantan Menkominfo mengatakan melalui pemberian tunjangan dan diterapkannya system sertifikasi sebagai bagian dari penetapan kebijakan guru sebagai profesi, Pemerintah berharap kualifikasi, kompetensi, kesejahteraan, harkat dan martabat serta perlindungan guru dapat ditingkatkan, sehingga dapat menjalankan tugas dengan baik dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan nasional.
Pemerintah menyadari, tidak mudah menyediakan guru yang professional dalam jumlah yang mencukupi. Ketidakcermatan dalam proses rekrutmen calon guru, proses penyiapan calon guru di jenjang pendidikan prajabatan (preservice training) hingga proses rekruitmen, penempatan, pelatihan dalam jabatan (inservice training) dan proses supervise kinerja guru merupakan siklus yang perlu dibenahi dengan sungguh-sungguh secara berkelanjutan.
“Pemerintah, pemda dan penyelenggara pendidikan tidak pernah berhenti berupaya meningkatkan profesionalisme guru dan kesejahteraan guru. Secara bertahap dan berkesinambungan pihak-pihak yang berkepentingan ini akan melaksanakan peningkatan kualifikasi dan melakukan sertifikasi profesi bagi guru sebagai bagian dari standarisasi kompetensi guru secara nasional. Kepada guru-guru yang sudah memiliki sertifikasi profesi, pemerintah memberikan tunjangan profesi sebagai bagian dari upaya meningkatkan kesejahteraan guru, baik guru negeri maupun guru swasta,”kata mantan Rektor ITS Surabaya.