Pemerintah melalui Juru bicara penanganan Covid-19, Achmad Yurianto mengatakan bahwa hingga kini belum ditemukan vaksin definitif dengan standar internasional untuk pengobatan corona. Para ahli baik dunia maupun Indonesia masih bekerja keras untuk mengembangkan dan menemukan agar bisa segera digunakan untuk pengendalian pandemi Covid-19.
''Sekarang satu-satunya cara yang kita lakukan bukan dengan menyerah tidak melakukan apapun, melainkan kita harus jaga produktivitas kita agar dalam situasi seperti ini kita produktif namun aman dari Covid-19, sehingga diperlukan tatanan yang baru,'' kata Achmad Yurianto dalam keterangannya di Graha BNPB, Kamis (28/5).
Menurut Yuri, tatanan, kebiasaan dan perilaku yang baru berbasis pada adaptasi untuk membudayakan perilaku hidup bersih dan sehat inilah yang kemudian disebut sebagai new normal. Cara yang dilakukan dengan rutin cuci tangan pakai sabun, pakai masker saat keluar rumah, jaga jarak aman dan menghindari kerumunan. Pihaknya berharap kebiasaan baru ini harus menjadi kesadaran kolektif agar dapat berjalan dengan baik.
''Siapapun yang mengelola tempat umum, tempat kerja, sekolah dan tempat ibadah harus melakukan memperhatikan aspek ini, bahkan kita berharap harus menjadi kontrol terhadap kedisiplinan masyarakat,'' ujarnya.
Untuk merealisasikan skenario new normal, saat ini pemerintah telah mengandeng seluruh pihak terkait termasuk tokoh masyarakat, para ahli dan para pakar untuk merumuskan protokol atau SOP untuk memastikan masyarakat dapat beraktivitas kembali namun tetap aman dari Covid-19. Protokol ini bukan hanya dibidang ekonomi, namun juga pendidikan dan keagamaan, tentu bergantung pada aspek epidemologi dari masing-masing daerah, sehingga penambahan kasus positif bisa ditekan. (Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI.)